Pernah dengar nama Zhang Xin? Ia adalah wanita sukses yang sempat dimuat
majalah Forbes sebagai satu dari 10 perempuan miliarder dunia dengan
kekayaan yang diperoleh dari hasil keringat sendiri, bukah warisan atau
hibah. Kabarnya, kekayaan Zhang Xin mencapai US$2 miliar atau sekitar
Rp18 triliun.
Siapa Zhang Xin dan bagaimana ia menjadi sukses seperti sekarang?
Zhang Xin saat kecil hidup bersama orang tuanya yang sangat sederhana.
Tinggal di lantai lima rumah susun di Beijing. Sudah biasa makan nasi
ransum dengan mangkuk besi bersama anak-anak pekerja keras China yang
lain.
Saat remaja, ia sempat menjadi buruh pabrik di Hong Kong. Bekerja 12 jam
dengan shift. Saat kerja inilah, sedikit demi sedikit, Zhang bisa
mengumpulkan uang. Akhirnya saat mencapai usia 20, ia nekad hijrah ke
Inggris. Kebetulan mendapat beasiswa di Sussex. Dari sini, Zhang
melanjutkan kuliah di Cambridge ntuk menyelesaikan gelar master.Pada
usia 27 tahun, Zhang berhasil menyelesaikan studi S2 di bidang
Development Economics dari Cambridge University.
Akhirnya Zhang mendapatkan pekerjaan di perusahaan internasional
Goldman Sachs and Travelers Group, membangun karirnya dalam investment
banking. Dari sinilah kisah kesuksesan Zhang pelan-pelan mulai diraih.
Ia bermain di bisnis properti.
Pada 1994 ia kembali ke China, tergoda seperti ekspatriat lainnya yang
terpikat oleh tawaran zona ekonomi khusus dan reformasi ekonomi. Seorang
teman menyarankan Zhang memulai bisnis properti. Pan Shiyi namanya. Dia
yang datang dari keluarga lebih miskin dari Zhang, memandang masa depan
bisnis properti sangat bagus.
Empat hari kemudian, Pan mengusulkan semua ide kepada perempuan itu.
Lalu mereka mendirikan SOHO. Bersama Pan yang kemudian menjadi suaminya,
Zhang memulai bisnisnya pada 2007. Perusahaan ini sempat kolaps dengan
utang US$1,65 miliar, namun kemudian sedikit demi sedikit utangnya bisa
direstrukturisasi.
Di bawah bendera SOHO, Zhang berhasil membangun kerajaan bisnis properti
bersama suaminya. Dia berhasil mengubah cakrawala dari rumah beton
kotor yang ia tinggali hingga 1970, menjadi gedung yang indah dan
futuristik. “Pembangunan ini bertahap dan begitu lama,” kata dia kepada
The Sunday Telegraph.
“Saya teringat ketika kami sedang berjuang membayar gaji dan tagihan.
Bagaimana pun perusahaan harus terus bergerak meskipun dengan utang.
Dengan kontrol biaya yang ketat, kami pun secara bertahap bisa mendapat
keuntungan.”
Bagaimana Bisa Tetap Sukses?
Kerja keras dan cerdas jadi faktor meraih sukses, seperti dituturkan
dari kisah Zhang di atas. Namun, ada lagi yang penting. Yakni:
1. Pengusaha yang baik berarti tetap memenuhi janji terhadap klien atau
rekan bisnis, tanpa berniat berdusta untuk keuntungan pribadi.
2. Selain itu, ia juga berusaha tetap hidup sederhana tanpa perlu menjadi glamour yang menghamburk-hamburkan harta.
Meski telah sukses, dia tidak mau memamerkan kekayaannya. Penampilannya
sangat sederhana. Bila menggunakan make up, tidak begitu kentara. Begitu
juga dengan perhiasan, juga tidak berlebih.pakaian sederhana, kegiatan
akhir minggu untuk keluarga dan masih bepergian dengan penerbangan kelas
bisnis.
Ditanya mobil apa yang dia pakai, dia ragu-ragu. Namun akhirnya
menjawab. “Oh, itu Lexus. Saya tidak tahu modelnya.” Bahkan dengan
triliunan rupiah kekayaan yang ia punya, Zhang tetap mempertahankan
sikap hemat. Bila menggunakan pesawat, dia akan menolak menggunakan
kelas satu. Padahal bagi dia, sangat mudah terbang ke mana pun dengan
tiket paling mahal sekali pun.
“Ini bukan soal keterjangkauan, ini tentang hati nurani. Kelas bisnis ini sudah cukup nyaman," tutup Zhang.
Sumber : tahukah-anda
No comments:
Post a Comment